Kadis PU Sebut Kereta Gantung Bandar Lampung Tak Sentuh APBD, Murni Dana Asing
BANDAR LAMPUNG, RATUMEDIA.ID — Rencana ambisius pembangunan kereta gantung di Kota Bandar Lampung dipastikan tak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandar Lampung, Dedi Sutiyoso, menegaskan proyek tersebut sepenuhnya akan dibiayai oleh investor asal Tiongkok.
“Lagi kita persiapkan. Saat ini masih dalam proses lobi dengan investor. Jadi anggarannya bukan dari APBD,” tegas Dedi kepada wartawan, di lingkungan Pemkot Bandar Lampung, Selasa (3/6/2025).
Dedi menyebut, inisiatif pembangunan ini berasal dari Pemerintah Kota Bandar Lampung sebagai bagian dari pengembangan sektor pariwisata dan penataan kota. Namun, pelaksanaannya bukan dari Dinas PU, melainkan akan langsung ditangani pihak investor.
“Pembangunannya nanti langsung dari pihak mereka. Kami hanya mendukung secara teknis dan koordinasi antarinstansi,” jelasnya.
Terkait nilai investasi, Dedi mengungkapkan belum ada angka pasti. Namun, estimasi awal menyebutkan proyek kereta gantung ini bisa menelan dana hingga ratusan miliar rupiah.
“Angkanya belum final, masih dihitung. Ya, ratusan miliar. Termasuk soal kompensasi, itu juga masih dibahas,” tambahnya.
Saat disinggung urgensi proyek, Dedi mengakui bahwa kereta gantung bukan prioritas utama. Namun ia berdalih, proyek ini penting untuk mempercantik wajah kota dan membuka peluang baru di sektor pariwisata.
“Bukan kebutuhan yang mendesak. Tapi ini upaya menambah keindahan kota. Karena sejauh ini belum ada kereta gantung di Bandar Lampung,” ujar dia.
Soal detail teknis, seperti panjang lintasan, Dedi menyebut masih dalam tahap perencanaan. Namun secara garis besar, kereta gantung akan membentang dari kawasan rumah dinas Wali Kota di Garuntang hingga pesisir Teluk Lampung.
“Panjangnya belum dihitung, masih disusun,” katanya singkat.
Sebelumnya, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana menyebut proyek ini akan menjadi ikon baru pariwisata kota. Ia bahkan membandingkannya dengan kereta gantung di Thaif (Arab Saudi) dan Singapura, meski dengan kapasitas yang lebih kecil.
“Kalau di Thaif dan Singapura bisa 8–10 orang, mungkin di sini 6–7 orang. InsyaAllah, mohon doanya. Ini kita manfaatkan untuk pengembangan wisata,” kata Eva beberapa waktu lalu.
Kereta gantung ini direncanakan berdiri di atas lahan dua hektare milik Pemkot dan kini sedang dalam proses perizinan ke Kementerian Kelautan. (*/Rn)