Damkarmat Harapan Penyelamat Dikala Bencana, Penjinak Satwa yang Mengusik Warga, Taring Lampung Siap Mengedukasi Warga
BANDARLAMPUNG, RATUMEDIA.ID — Bagi sebagian besar masyarakat, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan atau Damkarmat kerap diidentikkan dengan suara sirine yang memecah kesunyian dan kepulan asap tebal dari lokasi kebakaran di Bandar Lampung.
“Informasi tentang Damkarmat yang beredar di masyarakat itukan selalu tentang pemadaman api kebakaran,” kata Kepala Dinas Damkarmat Kota Bandar Lampung, Anthoni Irawan, saat menerima audiensi Ketua dan anggota Pewarta Dalam Jaringan (Taring) Lampung pada Kamis, 3 Juli 2025.
Namun, di balik respons tanggap dan aksi heroik yang terlihat di medan api, Anthoni yang kesempatan itu didampingi Sekretaris Ahmad Husni, menekankan bahwa peran Damkarmat jauh melampaui sekadar memadamkan api.
“Damkarmat rutin mengedepankan upaya-upaya pencegahan kebakaran sesuai amanat Ibu Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana,” tegas dia.
Upaya pencegahan ini adalah fondasi dari “benteng” yang dibangun Damkarmat Bandar Lampung.
Petugas Damkarmat secara proaktif melakukan pengecekan sistem proteksi kebakaran di tempat-tempat usaha, memastikan fungsinya sesuai standar dan siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
“Dalam beberapa peristiwa kebakaran, pihak berwajib meminta keterangan terkait dengan sistem proteksi kebakaran, berfungsi atau tidak. Apabila berfungsi, apakah sistem proteksi kebakarannya sudah sesuai standar,” tutur Anthoni.
Mereka tak luput memeriksa “bayi merah” atau tabung Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang sering terabaikan, demi menghindari risiko kegagalan fungsional karena masa kedaluwarsanya.
Upaya pencegahan juga merambah ke sektor edukasi. Damkarmat aktif melakukan edukasi ke sekolah-sekolah dan memberikan pelatihan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) kepada para pekerja di tempat-tempat usaha, rumah sakit, dan perkantoran.
Bahkan, beberapa perusahaan BUMN telah menjalin nota kesepahaman untuk edukasi ini.
“Pada umumnya, semua kooperatif, beberapa perusahaan BUMN sudah menjalin nota kesepahaman dengan Damkarmat terkait edukasi dan pelatihan pencegahan kebakaran bagi karyawan,” ungkap Anthoni.
Para peserta pelatihan ini pun akan mendapatkan sertifikat sebagai bukti kompetensi penanggulangan kebakaran tingkat awal.
“Semua ini bagian vital dari tugas pokok dan fungsi Damkarmat untuk meminimalisir risiko terjadinya kebakaran serta dampak yang ditimbulkan,” jelas dia.
Merajut Jaring Keselamatan Melalui Sinergi
Pembangunan “Benteng Merah” ini tidak dilakukan sendiri. Damkarmat berkolaborasi erat dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan Kota Bandar Lampung.
Misalnya, mereka berkoordinasi dengan Dinas Permukiman dan Dinas Perizinan terkait sistem proteksi kebakaran.
“Standar keselamatan ini menjadi prioritas, jangan sampai pengusaha abai, karena keselamatan kerja juga hak karyawan,” ujar Anthoni.
Kemitraan strategis juga terjalin dengan PLN Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Bandar Lampung.
Kolaborasi ini penting untuk mencegah risiko lebih lanjut, terutama memastikan instalasi listrik di lokasi kebakaran sudah padam dan aman demi mencegah korban tersengat arus listrik.
Tak hanya itu, Damkarmat memahami bahwa kebakaran seringkali dipicu oleh kondisi kabel yang tidak layak atau penggunaan daya listrik berlebihan, sehingga sinergi dengan PLN sangat krusial.
Bahkan, untuk pencegahan kebakaran pada gedung pencakar langit, Damkarmat telah menjadi bagian dari pembahasan bersama Pemerintah Kota, DPRD, dan pemerhati tata kota.
“Bahwa Damkarmat harus didukung sarana prasarana yang memadai untuk melakukan pemadaman api pada bangunan pencakar langit. Oleh karena itu, Damkarmat berkolaborasi dengan dinas terkait, dalam hal ini Dinas Permukiman dan Dinas Perizinan, terkait dengan sistem proteksi kebakaran,” jelas Anthoni.
Penjaga Segala Kesulitan Masyarakat
Lebih dari sekadar api, tugas Damkarmat sebagai “Benteng Merah” juga mencakup bidang penyelamatan yang lebih luas.
“Bidang Penyelamatan juga menjadi tupoksi prioritas Damkarmat, apapun kesulitan masyarakat,” ungkap Anthoni.
Peran vital ini menantang Damkarmat untuk selalu siap melayani masyarakat dengan memaksimalkan kemampuan dan kapasitas personel, serta sarana prasarana yang ada.
Damkarmat Kota Bandar Lampung, saat ini, memiliki 16 Pos Pemadam Kebakaran yang tersebar di 16 dari 20 kecamatan.
Standar minimal idealnya adalah 20 pos, satu untuk setiap kecamatan. Empat kecamatan yang belum memiliki pos adalah Telukbetung Barat, Kedaton, Tanjungkarang Pusat, dan Enggal.
“Untuk sementara, Tanjungkarang Pusat dan Enggal mendapat dukungan langsung dari Kantor Damkarmat yang siaga 24 jam, sedangkan Telukbetung Barat dilayani oleh pos-pos di Telukbetung Timur, Telukbetung Selatan, dan Telukbetung Utara,” kata dia.
Anthoni menegaskan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci keberhasilan Damkarmat Bandar Lampung.
“Kami siaga 24 jam. Respons time atau waktu tanggap damkar harus sesuai SOP. Minimal 15 menit petugas harus sudah sampai di lokasi kejadian setelah menerima laporan. Alhamdulillah, respons time Damkarmat Bandar Lampung selalu di bawah 15 menit,” ujar dia.
Meskipun kuota penambahan personel dari pemerintah pusat terbatas lewat penerimaan CPNS, Damkarmat mendapatkan dukungan personel dari OPD lain seperti Pol PP dalam menjalankan tupoksinya.
“Tapi, dengan dipindahtugaskan, mereka tidak serta-merta langsung terjun ke lapangan karena tugas Damkarmat ini sangat berisiko tinggi dalam menangani kebakaran, keselamatan diri dan orang lain,” ujar Anthoni.
Keselamatan personel yang bertugas dalam pekerjaan berisiko tinggi ini juga terjamin, dengan cakupan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan dari Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Membangun “Benteng” dari Akar Rumput
Upaya “Benteng Merah” ini tak hanya di level institusional, melainkan juga menyentuh langsung masyarakat.
Anthoni menyampaikan Damkarmat dibantu oleh relawan REDKAR (Relawan Pemadam Kebakaran) dan memaksimalkan peran pamong kecamatan dan kelurahan secara non-formal.
“Artinya jaringan kami bisa sampai ke lapisan masyarakat terbawah seperti kepala lingkungan, RT, dan linmas,” kata dia.
Selain itu, lanjut Anthoni, Damkarmat juga proaktif memberikan pelatihan mitigasi kebakaran secara gratis kepada komunitas-komunitas masyarakat.
Materi pelatihan meliputi hal-hal praktis seperti cara menangani tabung gas elpiji bocor atau bagaimana memadamkan api jika tidak punya tabung APAR.
Pemberdayaan masyarakat untuk menjadi bagian dari benteng itu sendiri, mengubah mereka dari potensi korban menjadi agen penyelamat di lingkungannya.
“Pelatihan mitigasi kebakaran bagi komunitas masyarakat ini gratis. Mereka bisa berkirim surat ke Damkarmat Bandar Lampung. Kami siap memfasilitasi tanpa dikenakan biaya,” pungkas Anthoni.
Apresiasi Taring Lampung untuk Damkarmat
Sementara itu, Ketua Taring Lampung Yusmart DS mengapresiasi penjelasan yang disampaikan Kepala Dinas Damkarmat Bandar Lampung Anthoni Irawan bahwa tugas Damkarmat bukan sekadar memadamkan api, melainkan juga mengedepankan upaya pencegahan kebakaran secara menyeluruh.
“Informasi ini sangat penting untuk meluruskan persepsi masyarakat yang selama ini hanya mengenal Damkarmat sebagai pemadam api saja,” ujar dia.
Yusmart mengapresiasi upaya-upaya pencegahan yang dilakukan, mulai dari pengecekan sistem proteksi kebakaran, edukasi ke sekolah dan tempat usaha, hingga pelatihan mitigasi kebakaran bagi komunitas.
“Ini menunjukkan komitmen Damkarmat dalam menjaga keselamatan warga Bandar Lampung secara proaktif,” kata dia.
Ia berharap pemerintah kota terus mendukung pengembangan sarana prasarana dan penambahan personel Damkarmat agar cakupan pelayanan bisa optimal di seluruh kecamatan.
Terlebih, dengan risiko kebakaran yang semakin kompleks, peran Damkarmat sebagai garda terdepan dalam pencegahan dan penyelamatan sangat vital bagi keselamatan masyarakat dan kelangsungan pembangunan kota.
“Sebagai media yang peduli dan berperan dalam penyebaran informasi, Taring Lampung siap membantu mengedukasi publik agar lebih memahami fungsi Damkarmat secara menyeluruh, sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan kebakaran,” harap Yusmart. (Rn)