Bandar Lampung

RSUDAM Berikan Respon Jawaban Tentang Keluhan Pembayaran Biaya Pelayanan Visum

Spread the love

BANDAR LAMPUNG,   RATUMEDIA.ID    —    Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Bandar Lampung menerima keluhan yang disampaikan tentang keharusan untuk membayar biaya pelayanan Visum dan pada kesempatan ini Direktur Utama RSUD AM,  dr. Imam Ghozali memberikan penjelasan tentang hal tersebut.

Penyelidikan adalah tahap awal untuk mengumpulkan bukti awal guna menentukan apakah suatu peristiwa pidana benar-benar terjadi dan dapat dilanjutkan ke tahap penyidikan. Penyelidikan dilakukan oleh penyelidik (anggota polisi), tahap ini berfokus mencari informasi dan bukti untuk memastikan ada atau tidaknya tindak pidana, sebelum kemudian dapat dilanjutkan dengan penyidikan untuk menemukan tersangka.

Jadi pada saat korban membuat laporan polisi terkait kasus dugaan penganiayaan perlu dilakukan visum segera dalam rangka antisipasi luka/memar akibat kejadian hilang, maka harus segera dilakukan Visum Et Repertum didalam proses penyelidikan itu

Visum Et Repertum itu sebenarnya dilakukan dalam proses penyelidikan, bukan didalam proses penyidikan

Menurut Imam Ghozali bahwa keliru apabila ada tafsir mengatakan merujuk pada pasal 136 KUHAP segala biaya yang timbul ditanggung oleh negara karena jika kita merujuk pada pasal 136 KUHAP maka itu adalah tindakan tindakan tindakan kepolisian dalam proses penyidikan bukan dalam proses penyelidikan.

Sedangkan tindakan yang diminta kemarin kepada RSUAM adalah tindakan forensik berupa Visum Et Repertum dalam rangka masih tahap penyelidikan dan untuk legal standing / dasar hukum pemungutan biaya untuk Visum Et Repertum itu diatur didalam Peraturan Gubernur Nomor 18 tahun 2023 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Berdasarkan lampiran I nomor 6.7 Pelayanan Forensik dan Kamar Jenazah  pada angka 6.7.1.2 pemeriksaan forensik oleh dokter umum dengan tarif pelayanan Rp. 175.000 dan pada angka 6.7.1.3 pemeriksaan forensik korban dugaan pidana umum penganiayaan dengan tarif pelayanan Rp. 325.000 maka totalnya adalah Rp. 500.000 dan itu sudah sesuai dengan aturan Pergub itu sendiri dan bukan merupakan perbuatan pungli.

Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan khusus untuk korban KDRT dan Anak Visum diberikan gratis karena ada perjanjian dengan dinas PPPA Provinsi Lampung, yang mana biaya visum Rp.500.000 tersebut di tanggung oleh Dinas PPPA Provinsi Lampung,

Namun masukan dari masyarakat terkait sebaikya biaya Visum itu gratis, kita juga tidak menutup telinga, dan hal ini akan kita sampaikan kepada Pemerintah Provinsi, untuk kemudian membahas apakah akan diubah aturan hukumnya,  tapi itu tentu memerlukan proses tersendiri,   karena kita disini sifatnya pelaksana dari UU,

Sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas kritik yang konstruktif dan kami berharap sebagai negara hukum kita harus paham adanya asas legalitas, yang mana asas legalitas itu sendiri adalah prinsip hukum bahwa suatu tindakan dan perbuatan tersebut boleh atau tidak dilakukan karena telah diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.  (Ncu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *