Musprov TI Lampung Tetap Dilaksanakan, Sakral: Ada Apa?
BANDARLAMPUNG, RATUMEDIA.ID- Satuan Aksi Rakyat Lampung (Sakral) kembali menggelar demonstrasi di depan Novotel, Kota Bandarlampung, Ahad (6/2/2022). Mereka mendesak Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) membekukan Pengurus Provinsi (Pengprov) TI Lampung.
Disamping itu, mereka juga menyoalkan Musprov Pengprov TI Lampung tetap dilaksanakan. Menurut mereka, musprov harus ditunda sampai masalah tersebut bisa selesai.
Dalam aksi itu mereka juga membentangkan spanduk tuntutan.
Koordinator aksi, Riswan, menilai, Pengprov TI Lampung carut marut. Banyak mengondisikan pengurus taekwondo se-kabupaten/kota agar mereka patuh kepada Pengprov TI Lampung.
Pengprov TI Lampung juga melarang atlet mengikuti UKT dan melarang pelatih membawa atlet mengikuti even-even di luar Lampung,” tegas Riswan.
Disamping itu beber ia, Pengprov TI Lampung juga meminta upeti bila atlet mendapatkan medali emas jika mereka yang merekomendasikan bertanding.
“Atas kejadian itu, atlet dan pelatih merugi akibat kepentingan Pengprov TI Lampung,” kata ia lagi.
Karena itu tegas ia, mereka menuntut agar PBTI membekukan dan mengambil alih Pengprov TI Lampung. Juga menunda Musprov TI Lampung.
“Sakral, Pelatih TI Lampung Tengah, dan Metro meminta aparat penegak hukum mengaudit dan menginvestigasi dana Pengprov TI Lampung karena diduga ada KKN,” kata Riswan.
Senada dengan Riswan. Seorang pelatih yang meminta agar namanya tak disebutkan, membenarkan, bahwa Pengprov TI Lampung telah melarang para pelatih Kota Metro membawa atlet mengikuti Kejuaraan Sumsel Open pada 14 – 16 Januari 2022. Namun lanjut ia, pelatih tetap membawa 14 atlet mengikuti Sumsel Open demi mendapatkan prestasi.
Alhasil kata ia, 10 atlet mendapatkan emas, 2 atlet dapat perak dan 2 atlet dapat perunggu. Ditambah lagi, 30 atlet asal Lampung Tengah juga dapatkan emas, 20 atlet raih perak dan 5 atlet lainnya dapat perunggu.
Atas prestasi atlet Lampung Tengah dan Metro, kita sangat apresiasi dan harus ada dukungan. Jika keadaan para atlet dan pelatih seperti ini, ya, bagaimana bisa mengharumkan nama Lampung pada kancah nasional. Ini karena semua hak kami dirampas paksa Pengprov TI Lampung demi kepentingan pribadi,” ucapnya.
Di tempat terpisah, Andi Antoni mengungkapkan, uang dan berkas ujian dikembalikan tanpa penjelasan dan alasan yang mendasar.
“Hal ini disampaikan kepada para orang tua taekwondoin, mereka terlihat kecewa. Sudah lama berlatih dan menunggu ujian kenaikan tingkatan dan yang mundur karena Covid-19. Ketika ujian sudah bisa dilaksanakan, malah tak bisa ikut,” kata ia menyesalkan.
Bahkan lanjut ia, pihaknya sudah melaporkan persoalan ini Kemenpora dan PBTI pusat, baik secara tertulis maupun lisan.
Andi Antoni menyesalkan sampai sekarang Musprov TI Lampung tetap dilaksanakan. Menurutnya, musprov seharusnya ditunda terlebih dahulu sampai persoalan ini selesai.
“Ini menjadi pertanyaan kita semua. Ada apa dengan Kemenpora dan PBTI Pusat? aspirasi kita tidak ditangapi. Mau kemana lagi kita,” tegas ia. (red)