Bandar Lampung

Tingkatkan Efisiensi Waktu Panen dan Produktivitas, Petani Singkong Didorong Tanam Jagung

Spread the love

BANDARLAMPUNG,   RATUMEDIA.ID     —      Pemerintah Provinsi Lampung mendorong petani untuk beralih dari tanaman singkong ke jagung. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Lampung, Elvira Umihanni, mengatakan kebijakan ini dipengaruhi banyak faktor, mulai dari kondisi lahan, ketersediaan air, hingga budaya bertani masyarakat.

Elvira menjelaskan, sebagian petani di Lampung sudah terbiasa menanam singkong selama bertahun-tahun. Karena itu, proses peralihan ke jagung memerlukan peningkatan kapasitas agar petani memiliki pengetahuan tentang budidaya jagung yang benar.

“Kalau dia diminta beralih ke jagung harus ada peningkatan kapasitasnya dulu. Kami sudah bersurat ke balai pelatihan pertanian, dan mereka bersedia mendukung pelatihan untuk penyuluh maupun petani,” ucap Elvira di Bandar Lampung, Senin (15/9/2025).

Selain aspek teknis, peralihan tanaman juga membutuhkan dukungan modal. Menurut Elvira, jagung memiliki masa tanam lebih singkat, yakni 3–4 bulan, dengan pemeliharaan yang lebih intensif dibandingkan singkong yang bisa dipanen setelah 10 bulan. Hal ini membuat kebutuhan permodalan petani meningkat.

Menanggapi hal tersebut, menurut Elvira, Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal telah meminta Bank Lampung untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro khusus bagi petani yang ingin beralih dari singkong ke jagung.

“Walaupun di lapangan petani ada juga yang sudah meminjam ke bank lain, Pak Gubernur mengarahkan agar Bank Lampung memberikan kemudahan bagi petani yang mau beralih,” ujar Elvira.

Di sisi lain, pemerintah juga menyiapkan langkah pemulihan pasca-banjir yang melanda sejumlah daerah di Lampung beberapa waktu lalu. Elvira mengatakan, sawah yang masih dalam kondisi standing crop atau belum masa panen akan segera dilakukan percepatan tanam kembali untuk meminimalisasi kerugian petani.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) turut melakukan penanganan teknis di lapangan. Sejumlah perbaikan yang sudah dilakukan meliputi penguatan pondasi irigasi, normalisasi aliran, pengangkatan sedimentasi, dan perbaikan pintu air.

“Meskipun di beberapa titik belum bisa dibenahi karena keterbatasan anggaran, tapi langkah-langkah pencegahan sudah dilakukan agar jebol irigasi tidak terulang,” jelas Elvira.

Kebijakan alih tanaman ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian Lampung, terutama jagung yang menjadi salah satu komoditas unggulan nasional. Dengan dukungan modal, pelatihan, serta perbaikan infrastruktur, pemerintah optimistis transisi ini akan memberikan dampak positif bagi petani sekaligus memperkuat posisi Lampung sebagai lumbung pangan Indonesia. (Diskominfotik/Ncu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *