Sisihkan Gaji, Senator Jihan dan Wagub Nunik Beri Bantuan Rp60 juta untuk
BANDARLAMPUNG, RATUMEDIA.ID — Perawat kesehatan yang tergabung dalam Gerakan Nasional Perawat Honor Indonesia (GNPHI) menerima hibah insentif dari Senator Lampung dr. Jihan Nurlela dan Wakil Gubernur Lampung Chusnunia.
Pemberian bantuan secara simbolis berlangsung di kantor perwakilan DPD RI Provinsi Lampung, Selasa (21/9/2021).
Pemberian bantuan tersebut merupakan sumbangan pribadi dari senator Jihan dan Wagub Nunik.“Hari ini saya menyalurkan hibah insentif untuk sahabat-sahabat perawat TKS Lampung Timur/Gerakan Nasional Perawat Honor Indonesia (GNPHI). Tahun ini adalah tahun ke-2 saya menyalurkan insentif ini,” ungkap dr. Jihan Nurlela.
Tahun sebelumnya, Jihan juga memberikan bantuan serupa dengan nilai Rp60 juta. Bedanya, kali ini insentif yang ia berikan berkolaborasi bersama Wagub Nunik.
”Insentif ini saya alokasikan bersama Mbak Nunik dari sebagian penghasilan kami. Karena mendukung perjuangan mereka adalah sebuah keniscayaan. Pekerjaan mereka berurusan dengan nyawa manusia namun imbalan yang mereka terima jauh dari kata layak. Semoga perjuangan kita bersama membuahkan hasil manis, tetap semangat terus Perawat Indonesia,” jelasnya.
Sementara GNPHI dalam acara simbolis penyerahan bantuan ini mengucapkan terimakasih. Ketua GNPHI Lampung Timur Usli Udin, S.Kep mengapresiasi bantuan ini.“Dari kami minimal ini bisa membantu ekonomi kami. Apresiasi dari pejabat, untuk kami perawat yang ada di puskesmas bantuan ini sangat membantu,” ujarnya.
Usli mengatakan, ini merupakan tahun kedua mereka menerima bantuan dari Senator Jihan. Di mana, anggaran pada tahun pertama mereka gunakan untuk anggota GNPHI dan kas organisasi 5 persen.
“Untuk penggunaan anggaran, tahun pertama kemarin, ada 5 persen untuk kas kami. Sisanya terbagi rata ke anggota yang mencapai 157 data TKS Puskesmas, khusus perawat,” jelasnya.
Berharap Keberlanjutan BLUD
Dalam acara penyerahan bantuan ini, sejumlah perawat yang tergabung dalam GNPHI Lampung Timur menyampaikan aspirasi. Mereka sebagian besar bersatatus Tenaga Kerja Sukarela (TKS). Sebagai tenaga kesehatan, khususnya di masa Pandemi ini, mereka bertaruh nyawa. Namun, mereka tidak mendapatkan kesejahteraan dan jaminan kesehatan memadai.
Untuk itu, GNPHI Lamtim berharap proses Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) puskesmas bisa terus berlanjut. Gaung BLUD Puskesmas sebelumnya tercetus oleh Bupati Lamtim dijabat Chusnunia (Nunik) yang merupakan kakak kandung Jihan.
“BLUD itu waktu Bu Nunik jadi bupati. Dari perawat dulu sudah mendapat pelatihan BLUD di Padang, untuk coba diaplikasikan di Lamtim. Ibu Nunik mengeluarkan Perbup tentang BLUD. Tapi belum perekrutan ibu Nunik sudah jadi Wagub. Waktu itu sempat pendaftaran, perekrutan, tapi belum sampai tes,” jelas Agus perawat lainnya.
Karena itu, ia berharap proses TKS menjadi tenaga kontak BLUD terus berlanjut. Pasalnya, hingga kini belum ada kejelasan proses perekrutan tersebut.“Jadi belum sempat tes, ganti bupati lalu ter-cancel dulu dengan pengganti ibu Nunik. Sampai pergantian bupati sekarang masih mengambang, cuma sampai pendaftaran saja, belum sampai tes,” ujarnya.
Menurut dia, baru beberapa puskesmas di Lampung Timur yang berstatus Blud. Seperti Puskesmas Way Jepara dan Braja Saka. “Baru beberapa puskesmas, yang kepala puskesmasnya berani saja mengangkat Blud, ada yang tidak berani, ada yang tunggu juknis. Yang sudah Blud itu baru Puskesmas Way Jepara dan Braja Saka. Untuk gaji masih dibagi rata semua TKS. Kalau sesuai Perbup untuk gaji D3 misalnya harusnya, Rp1,250 juta, tapi karena kemampuan puskes tidak sampai segitu, maka dibagi rata,” pungkasnya.(*)