Bandar Lampung

Pj. Gubernur Lampung Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah

Spread the love

BANDARLAMPUNG, RATUMEDIA.ID- Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin, mengikuti rapat koordinasi (rakor) dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, terkait Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkaikan dengan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Polio secara virtual, di Ruang Command Center Lt. II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Senin, (24/6/2024).

Mendagri, Tito Karnavian, menyampaikan apresiasi kepada daerah yang terus melakukan upaya pengendalian inflasi di daerah.

“Saya ucapkan terima kasih banyak kepada rekan-rekan tim pengendalian inflasi daerah,” ungkapnya.

Dengan kisaran inflasi yang berada diangka 2,84%, Mendagri juga menjelaskan bahwa terjadi deflasi bulan ke bulan yaitu bulan Mei terhadap bulan April.

“Terjadi deflasi bulan ke Mei terhadap April minus 0,03% artinya baik biasanya makanan minuman tembakau ini kita lihat, yang biasanya merah adalah makanan minuman tembakau tapi ini relatif terkendali dan ini saya kira di tingkat dunia kita juga masuk salah satu di angka yang bagus,” jelasnya.

Namun demikian, Mendagri mengungkapkan bahwa angka inflasi nasional ini belum tentu menggambarkan angka inflasi di daerah.

“Angka nasional 2,84% itu tidak berarti itu menunjukkan angka semua daerah sama seperti itu. Daerah berbeda-beda,” tegasnya.

Untuk daerah-daerah yang tinggi, Mendagri meminta daerah-daerah tersebut untuk melakukan upaya dalam menurunkan inflasi di daerahnya.

“Daerah yang tinggi-tinggi, saya minta betul untuk melakukan langkah-langkah, mengevaluasi apa penyebab kenaikan atau tingginya inflasi di daerahnya. Kenaikan harga barang jasa di daerahnya ini kenapa. Upaya apa yang dilakukan untuk menurunkannya, lakukan langkah-langkah koordinasi dengan stakeholder terkait,” pungkasnya.

Sementara itu, terkait Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Polio Menteri Kesehatan (Menkes) RI l, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan, penyakit polio sudah sempat hilang di Indonesia.

“Terakhir di Papua, Indonesia juga sempat hilang di 2014 tapi mungkin karena banyak traffic ke Afrika dan imunisasi pada 2020, 2021, 2022 rendah,  kemarin 2023 juga kita agak kendor, akibatnya terjadi Outbreak pertama kali di Aceh habis di Aceh pindah ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Nah begitu dia ada outbreak ini harus cepat dicegah karena kalau tidak dia akan nyebar kemana-mana,” jelasnya.

Menkes juga menjelaskan, polio yang telah menyebar di beberapa daerah di Indonesia ini memiliki varian yang berbeda sehingga Kemenkes menyimpulkan bahwa diperlukan vaksinasi ulang untuk berbagai jenis polio. (kmf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *