Bandar Lampung

Cegah Radikalisme, Penguatan Wawasan Kebangsaan di Lingkungan Pendidikan Penting dan Strategis

Spread the love

BANDARLAMPUNG, RATUMEDIA.ID- Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Lampung, Qudrotul Ikhwan, mengajak semua pihak menumbuh kembangkan semangat kebangsaan, meningkatkan pengetahuan dan  bahaya radikalisme di lingkungan sekolah. 

Begitu ajakan Qudrotul Ikhwan dalam Dialog Kebangsaan bertemakan “Harmonisasi Bangsa” bersama kepala sekolah se-Provinsi Lampung, di Balai Keratun Lt.III, Sabtu (18/12/2021).

Dialog Kebangsaan diikuti 1.054 peserta webinar ini untuk mengembangkan kesadaran dan semangat kebangsaan dalam rangka menunjang program pemerintah daerah lampung, menyasar kepala SMA/SMK se-Provinsi Lampung.

Qudrotul Ikhwan mewakili Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, mengatakan, penguatan wawasan kebangsaan khususnya di lingkungan pendidikan dipandang sangat penting dan strategis untuk dilaksanakan. Ini sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai kesatuan dan persatuan bangsa, membina kehidupan berbangsa dan bernegara.

Karena itu, ia berharap agar kepala sekolah dapat membangun kesamaan visi dan persepsi kepada tenaga pengajar dan siswa melalui pengembangan alur budaya, kesamaan pandangan, pemahaman wawasan kebangsaan, pengertian dan toleransi, agar seluruh komponen merasa bertanggungjawab atas kemajuan pembangunan nasional dan daerah Lampung khususnya.

Kondisi objektif keanekaragaman bangsa Indonesia tak mungkin dihapuskan, dan sampai kapanpun bangsa Indonesia akan tetap terdiri atas bermacam-macam suku, agama, adat istiadat dan sebagainya. 

“Keanekaragaman ini akan jadi modal dasar bagi perwujudan bangsa yang kuat, jika hubungan antarelemen masyarakat dibangun atas dasar hubungan bersifat interdependen, terbuka dan saling menghormati. Hal inilah yang kita sebut Harmonisasi Bangsa,” kata ia

Sebaliknya kata Qudrotul,  keanekaragaman akan menimbulkan disharmonisasi sosial, apabila prinsip hubungan antaranggota masyarakat dijalin atas dasar hubungan ketergantungan dan dominasi.

Ia menjelaskan, upaya mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional hanya dapat diwujudkan, jika segenap komponen bangsa dan masyarakat memiliki komitmen satu tujuan mewujudkan Cita-cita nasional yang dipandang lebih penting ketimbang aspek lainnya.

“Setiap warga negara hendaknya memiliki kesadaran akan pentingnya penghargaan terhadap suatu identitas bersama, yang tak lain ialah Bhinneka Tunggal Ika atau kesatuan dalam perbedaan (unity in diversity),” katanya.

Saat ini lanjut ia, transformasi paham radikal terorisme ke pelajar (sekolah) juga kian gencar, melalui media sosial, guru, maupun sistem pembelajaran di dalam dan di luar kelas.

Berdasarkan realitas itu, muncul pemahaman bahwa ancaman paham radikal bersifat kompleks dan multidimensional tersebut, dalam penanganannya memerlukan kerja sama multisektor. Karena itulah diperlukan pengelolaan secara komprehensif dan terintegrasi.

“Dialog Kebangsaan ialah salah satu upaya menambah pengetahuan kepala sekolah akan bahaya radikalisme dan terorisme serta proses deteksi dini, cegah dini dan cipta opini menghadapi berbagai bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan, khususnya di wilayah Provinsi Lampung. Diharapkan semangat kebangsaan dapat lebih dirasakan di lingkungan sekolah dalam mencegah radikalisme,” ujarnya. 

Qudrotul menambahkan, penguatan nilai-nilai lokal dalam mencegah paham radikal juga harus terus diupayakan karena nilai-nilai budaya dan kearifan lokal merupakan penguat solidaritas dan kohesivitas masyarakat. Hal itu bertumpu peran semua, khususnya guru/tenaga pengajar di sekolah. Karena itulah, sudah sepantasnya kepala sekolah dan guru memainkan peran signifikan sebagai garda terdepan mencegah radikalisme dan terorisme, khususnya di Provinsi Lampung.

“Mari kita bersama-sama menumbuhkembangkan Semangat kebangsaan, meningkatkan pengetahuan akan bahaya radikalisme khususnya di lingkungan sekolah. Bersama Kita Cegah Radikalisme dan Terorisme,” kata ia. (diskominfotik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *